Tempat Wisata Waduk Jatiluhur di Purwakarta Referensi Liburan Hemat – Tinggal dan Menghabiskan weekend di cikarang cukup membosankan. Tempat jalan-jalan di cikarang terbatas hanya ke daerah Lippo Cikarang atau Jababeka, karena dua kawasan tersebut terdapat mall atau tempat kuliner atau kongkow. Kebetulan masih hari minggu pagi pengen rasanya wisata menenangkan pikiran ke daerah yang sejuk dan panorama alamnya yang bagus. Akhirnya saya punya ide untuk mengajak keluarga wisata ke daerah purwakarta yang tidak jauh dari lokasi cikarang. Lokasi purwakarta cukup dekat sehingga bisa pulang kembali hari itu juga tanpa kelelahan dan harus menginap.
Berkunjung ke Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terasa masih belum lengkap sebelum singgah ke Waduk Jatiluhur. Ungkapan tersebut muncul bukan hanya karena Waduk Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia, tapi juga karena kawasan di sekitar bendungan ini menyajikan panorama alam yang luar biasa indah. Maka saya pun tanpa berpikir panjang mengarahkan tujuan saya ke waduk ini, yang mungkin terakhir saya kunjungi lebih dari sepuluh tahun yang lalu.
Rute Menuju Tempat Wisata Waduk Jatiluhur
Lokasi terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, berjarak sekitar 9 km dari pusat Kota Purwakarta. Berada di atas ketinggian bukit dengan akses jalan berkelak-kelok sehingga harus hati-hati dan waspada. Namun demikian, kondisi jalan dapat dilewati oleh kendaraan jenis apa saja termasuk bus.
Bagi wisatawan yang menggunakan angkutan umum, dapat menggunakan bus antar kota yang melewati jalur Purwakarta – Bandung dan berhenti tepat di depan jalan yang menuju pintu masuk Tempat Wisata Waduk Jatiluhur.
Jika dari pusat Kota Purwakarta dapat naik angkot 03 berwarna merah kuning dan turun di Pasar Bunder. Selanjutnya pindah angkot 011 berwarna merah hitam yang akan membawa penumpang langsung menuju ke kawasan bendungan.
Wisatawan yang datang dengan menggunakan kendaraan pribadi, jika datang dari luar kota bisa melewati Tol Cikampek,masuk ke tol Purbaleunyi dan keluar di Pintu Tol Jatiluhur. Selanjutnya belokkan kendaraan ke kiri dan sekitar 300 meter dari pintu tol akan Anda temukan sebuah pertigaan yang bagian tengahnya dihiasi patung Semar. Beloklah ke kiri, ke arah jalan yang menanjak sebelum akhirnya bertemu dengan Pertigaan Pasar Bunder.
Di pertigaan tersebut, ambil jalan yang ke arah kanan dan terus saja berjalan lurus hingga melewati Jembatan Tol Cipularang. Begitu bertemu dengan pertigaan lagi, pilih jalan yang lurus dan menanjak. Sekitar 6 km di depan, Anda akan tiba di lokasi yang dituju.
Sangat disayangkan kondisi jalan saat ini banyak yang rusak dan berlubang cukup besar. Mobil seperti berjenis sedan perlu berhati-hati atau berjalan perlahan agar badan mobil bagian bawah tidak terbentur batu atau aspal. Tepatnya jalan setelah patung semar sampai dengan pertigaan menuju lokasi wisata. Mungkin karena banyak kendaraan truk proyek melalui jalanan tersebut.
Berikut Peta Menuju Lokasi :
Sejarah Singkat Waduk Jatiluhur
Proses pembangunan Waduk Jatiluhur dimulai sejak tahun 1957 dengan ditangani oleh perusahaan kontraktor asal Perancis, “Compagnie Francaise D’entreprise”. Waduk ini dibangun untuk membendung Sungai Citarum yang memiliki daerah aliran sungai seluas 4.500 km2.
Peletakan batu pertama dari proyek yang memakan anggaran sebesar US$ 230 juta tersebut dilakukan oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Sedang peresmiannya dilaksanakan pada 26 Agustus 1967 oleh Presiden Soeharto.
Bendungan ini sebenarnya memiliki nama “Waduk Ir.H. Juanda”. Nama tersebut diberikan guna mengenang jasa dari Perdana Menteri RI terakhir, karena beliaulah yang memperjuangkan terealisasinya proyek pembangunan bendungan terbesar di Indonesia tersebut.
Untuk membangun Waduk Jatiluhur, sebanyak 14 desa ditenggelamkan, dan penduduk sejumlah 5.002 orang dipindahkan ke daerah-daerah yang ada di sekitar bendungan serta ke Kabupaten Karawang.
Waduk ini memiliki multifungsi, dengan fungsi utama sebagai pembangkit tenaga listrik yang mampu menghasilkan listrik rata-rata 1.000 juta kwh pertahun yang pengelolaannya dilakukan Perum Jasa Tirta II. Fungsi lain dari Waduk Jatiluhur adalah sebagai penyedia air irigasi untuk mengairi sawah seluas 242.000 ha, sebagai tempat budidaya ikan air tawar, sebagai penyedia air baku industri dan PDAM dan sebagai pengendali banjir.
Dengan beragam fungsi yang ada tersebut, membuat TMA (Tinggi Muka Air) yang ada di bendungan ini senantiasa diperhatikan. Agar menghindari eutrofikasi yang dapat mengganggu sistem irigasi air baku yang disuplai dari waduk. Salah satu metode pengendalian yang dilakukan adalah dengan menjaga ekosistem serta pengoperasian Hollow Jet Valve (HJV), sehingga sistem irigasi bendungan dapat beroperasi sebagaimana yang direncanakan.
Panorama Indah Waduk Jatiluhur
Indahnya danau buatan berpagar pepohonan dengan latar belakang bebukitan dan Gunung “Tiga Menara”, menjadi suguhan utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Waduk Jatiluhur. Begitu mempesonanya pemandangan yang ada di tempat ini, membuat siapapun akan betah berlama-lama.
Keindahan tersebut akan tampak lebih sempurna, jika dilihat dari tengah bendungan sambil mancing ikan dengan menggunakan kapal atau perahu yang dapat disewa dari para nelayan. Aktifitas memancing ini banyak dilakukan oleh wisatawan serta komunitas mancing yang datang berkunjung ke sini, karena di kawasan perairan bendungan memang menjadi habitat dari berbagai jenis ikan.
Di tengah bendungan juga terdapat rumah makan apung dengan sajian utama ikan bakar. Bersantap di atas air dengan view indahnya panorama alam, tentu akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.
Pengunjung yang datang ke kawasan bendungan, juga dapat melihat aktifitas budidaya ikan dengan menggunakan keramba. Terdapat beberapa jenis ikan yang dibudidayakan di dalam keramba tersebut, seperti ikan mas, sepat, nila dan mujair. Namun yang paling mengundang perhatian adalah ikan patin, karena agresif dan seringkali melompat-lompat.
Puas bermain di kawasan perairan bendungan, pengunjung dapat melanjutkan aktifitas berwisata lainnya yang ada di tempat ini, seperti bersantai di Grama Tirta, berbelanja ikan di tempat pengumpulan ikan yang disebut Servis.
Tapi tidak perlu kecewa karena dengan suasana yang rindang di bawah pepohonan sambil memandang danau dan gunung membawa ketenangan tersendiri.
Harga Tiket Masuk dan Fasilitas di Tempat Wisata Waduk Jatiluhur
Untuk dapat memasuki objek wisata Waduk Jatiluhur, pengunjung dikenakan harga tiket masuk sebesar Rp.5.000 pada hari Senin – Jumat dan Rp.25.000 pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur. HTM tersebut belum termasuk ongkos parkir mobil dan motor
Jika ingin memanfaatkan sejumlah fasilitas di tempat wisata, pengunjung masih harus membayar lagi. Dengan nilai yang bervariasi, tergantung dari fasilitas yang ingin digunakan. Untuk sewa kapal misalnya seharga Rp.70.000, jetski Rp.100.000, begitu juga dengan fasilitas yang lain.
Karena pengelolaan tempat wisata ini sudah dilakukan dengan profesional, masalah fasilitas tidak perlu diragukan. Semua fasilitas sebagaimana layaknya sebuah tempat wisata dapat ditemui di tempat ini. Seperti information center, kamar mandi dan toilet, mushola, playground, outbond area, camping ground, bilyard, lapangan tenis, serta fasilitas yang lain.
Pilihan Kuliner
Bagi yang ingin bersantap sambil menikmati pesona Waduk Jatiluhur, dapat menuju Area Resto yang merupakan tempat berkumpulnya restoran dan rumah makan dengan menu utama ikan bakar. Namun, terdapat juga menu yang lain, seperti bakso, soto, nasi uduk, ayam goreng, ayam bakar, dan sebagainya.
Bagi yang ingin berhemat bisa juga makan dan minum di kaki lima atau warung disekitar pinggir danau. Ada es kelapa muda, gado-gado, sate maranggi, dan masih banyak pilihannya. Harga pasti lebih murah dari restoran. Saya dan keluarga sempat mencoba sate maranggi yang dijual oleh mang pikulan. Ya rasanya memang jauh dari sate maranggi yang terkenal. Harga seporsi dengan ketan seharga Rp 35.000. Saya sengaja hanya pesan 1 porsi saja karena berencana makan siang di luar tempat wisata. Saya akan makan siang di Restoran Sate Maranggi Maskar Ajiib yang cukup terkenal di kota purwakarta.
Jika ingin menikmati suasana santai sambil minum kopi serta minuman lainnya, dapat menuju ke kawasan resort yang diberi nama “Grama Tirta”. Sedang untuk yang ingin menghabiskan malam di sekitar kawasan bendungan, tersedia sejumlah penginapan yang dapat dipilih, mulai dari hotel, bungalow sampai dengan villa.
Di sini juga terdapat hotel bintang tiga yang bernama “Graha Vidya”. Sebagaimana hotel pada umumnya, Hotel Graha Vidya memiliki fasilitas yang lengkap. Mulai dari longe, tempat karaoke, restoran sampai dengan ballroom untuk acara meeting, gathering serta acara-acara yang lain. Namun saat pandemi sepertinya hotel-hotel tersebut tampak sepi. Semoga Pandemi segera berakhir, aamiin.