Teknik Budidaya Tanaman Pare Yang Tepat Agar Hasil Panen Melimpah – Walaupun terkenal pahit, tetapi pare ataupun dikenal dengan paria termasuk tipe sayur- mayur yang banyak dikonsumsi, sebab pare mempunyai banyak khasiat untuk kesehatan tubuh, misalnya menambah produksi ASI, menaikkan nafsu makan serta mengeluarkan toksin dari dalam tubuh, sehingga pare mempunyai nilai ekonomi serta peluang pasar yang lumayan menjanjikan, permintaan pare yang besar dipasaran pasti menguntungkan bagi petani untuk membudidayakannya.
Bila kamu tertarik buat menanamnya langkah awal yang wajib kamu lakukan yakni memilah benih yang bermutu.
Untuk Teknik Budidaya Tanaman Pare Yang Tepat Agar Hasil Panen Melimpah supaya berbuah rimbun yakni sebagai berikut.
Tahap persiapan lahan tanam sebagai awal Teknik Budidaya Tanaman Pare
Gemburkan lahan dengan metode dibajak ataupun dicangkul, tahapan ini dicoba 7- 10 hari saat sebelum pindah tanam.
Taburkan kapur pertanian ataupun dolomit buat menetralkan pH tanah. Kebutuhan kapur pertanian disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah, misalnya bila pH awal 5, 6 maka kebutuhan kapur pertaniannya sebanyak 2, 65 ton per hektar.
Buat bedengan dengan dimensi tinggi 20 centimeter pada masa kemarau serta 30 centimeter pada masa hujan, dengan lebar 1, 5 meter serta panjang menyesuaikan keadaan lahan.
Bersamaan dengan itu lahan diberi pupuk kandang sebanyak 10- 15 ton per hektar, hendaknya hindari pupuk kandang dari unggas terutama pada masa hujan.
Berikan pula NPK sebanyak 480 kilogram, UREA 61 kilogram serta KCL 80 kilogram per hektarnya, aduk rata seluruh pupuk tersebut kemudian ratakan kembali bedengan.
Setelah itu tutup bedengan dengan mulsa plastik hitam perak. Pemasangan mulsa hendaknya dilakukan pada siang hari dikala matahari terik supaya mulsa bisa ditarik serta dikembangkan maksimal. Buat lubang tanam dengan cara melubangi mulsa
paling lambat 1 hari sebelum tanam.
Jarak tanam sempurna untuk tumbuhan pare merupakan 45- 60 centimeter dalam barisan serta 120- 150 centimeter antar barisan, dalam satu bedengan diisi dengan 2 baris tanaman.
Tahap persemaian merupakan tahap penting Teknik Budidaya Tanaman Pare
Penanaman pare bisa dicoba dengan 2 metode, yakni ditanam langsung ataupun lewat proses semai.
Penanaman langsung umumnya dicoba pada saat musim hujan, sebaliknya metode persemaian dilakukan apabila kemarau, namu dianjurkan penanaman lewat proses semai untuk mengirit pemakaian benih serta menekan jumlah bibit yang mati di lahan.
Proses semai pada tumbuhan pare diawali dengan membuat media semai, media tanam yang digunakan untuk media semai merupakan kombinasi tanah, arang sekam, pupuk kandang serta sabut kelapa dengan perbandingan 1: 1: 1: 1, saat sebelum disemai ratakan terlebih dulu bagian lancip benih pare dengan gunting kuku, proses ini dilakukan karena benih pare memiliki kulit yang keras serta tebal. Benih yang sudah diratakan langsung diletakkan dalam tray semai ataupun pot tray dengan dimensi 14×7 lubang, sehabis ditanam dalam media semai, kemudian tutup dengan mulsa plastik.
Selama persemaian penyiraman harus dilakukan tiap hari, terlebih bila persemaian dilakukan pada masa kemarau, terdapat baiknya penyiraman dicoba 2- 3 kali satu hari.
Umumnya benih telah mulai berkecambah pada umur 5- 7 hari sehabis semai, serta siap dipindah tanam pada umur 3 minggu pasca semai.
Tahap pindah tanam
Pindah bibit pada lubang tanam, tiap lubang diisi dengan 1 bibit, proses pindah tanam hendaknya dicoba pada sore hari serta diiringi dengan penyiraman supaya bibit tidak layu.
Buat menghindari serbuan hama ulat tanah, sehabis pindah tanam tiap lubang tanam ditaburi dengan 5 butir insektisida.
Di fase dini perkembangan tumbuhan sangat memerlukan pasokan air. Oleh karena itu hingga dengan usia 1 minggu semenjak pindah tanam, tumbuhan harus disiram tiap hari. Untuk berikutnya tumbuhan dapat disiram 2- 3 hari sekali tergantung keadaan cuaca.
Tahap Perawatan
Tumbuhan pare membutuhkan turus ataupun ajir berbentuk para- para buat merambatkan batang. Para- para bisa dibuat dengan metode menghubungkan antara 2 bedengan. Para- para juga akan memudahkan proses pemanenan sebab buah bakal menggantung pada para- para. Pembuatan para- para dilakukan sesegera mungkin setelah pindah tanam.
Supaya memperoleh hasil yang maksimal, budidaya pare membutuhkan pemupukan lanjutan.
Pemupukan susulan pertama dilakukan dikala tumbuhan umur 3 minggu, sebaliknya pemupukan susulan selanjutnya dicoba dengan interval 2 minggu.
Pupuk susulan yang diberikan berupa NPK 15: 15: 15 sebanyak 5- 10 gr per tumbuhan. Pupuk tersebut diberikan dengan metode ditugal dengan jarak 15 centimeter dari tumbuhan.
Tidak hanya pemupukan susulan dalam penanaman pare, juga memerlukan pengendalian hama serta penyakit. Pengendaliannya bakal lebih bagus dilakukan dengan metode preventif yakni penyemprotan pestisida berkala. Dosis serta metode aplikasinya sesuai dengan saran dari produsen pestisida yang umumnya tertera pada kemasan.
Baca Juga : Pupuk Organik Greenstar Meningkatkan Kualitas Tanaman dan Lahan
Beberapa penyakit yang umumnya mengganggu tumbuhan pare yakni layu bakteri, layu fusarium, serkospora serta gemini virus. Sebaliknya hama yang biasa melanda tumbuhan pare yakni tungau, trips serta lalat buah, semuanya sangat berpotensi menggagalkan panen
Pengendalian hama serta penyakit bisa dilakukan berbarengan dengan mengombinasikan insektisida serta fungisida. Demikian pula apabila memakai pupuk daun aplikasinya dapat dicoba bersamaan.
Tahap pemanenan
Tumbuhan pare telah bisa dipanen perdana pada umur tanam 42 hari sesudah tanam bergantung varietas yang digunakan.
Berikutnya pemanenan bisa dicoba 3- 4 hari sekali hingga tumbuhan menurun produktivitasnya. Agar mutu panen terpelihara baik, sangat dianjurkan proses panen dilakukan pada pagi ataupun sore hari. Rata- rata dalam satu siklus tanam total hasil panen yang bisa diraih mencapai 25- 40 ton per hektar.
Demikian metode budidaya pare supaya berbuah lebat, mudah- mudahan berguna serta menambah pengetahuan untuk anda semua.
Artikel Selanjutnya : Komunitas Bisnis Online Dalam Acara Laris Manis Dari Go Send dan Selly