Stasiun Lempuyangan Yogya Sejarah, Perkembangan, Layanan Kereta – Jika ingin menaiki kereta jenis ekonomi di yogyakarta pasti orang akan selalu menunjuk Stasiun Lempuyangan sejak dulu. Stasiun ini dulu terkenal kurang bagus dan cenderung semrawut karena melayani kelas penumpang menengah bawah. Tapi di tahun 2020 ini saya kesana terakhir bulan Februari 2020 stasiun Lempuyangan sudah cukup baik dan rapi pelayanannya.
Stasiun Lempuyangan Yogya biasa disingkat LPN di data pilihan stasiun di Indonesia merupakan stasiun kereta api kelas besar jenis B yang terletak di Kota Yogyakarta, berjarak kurang lebih 1 kilometer di sebelah timur dari stasiun utama di kota ini, yakni Stasiun Tugu. Stasiun yang terletak pada ketinggian+114 m ini termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta.
Nama stasiun ini berasal dari nama kampung yang terletak di selatan stasiun, yaitu Kampung Tegal Lempuyangan.
Sejarah Stasiun Lempuyangan Yogya
Stasiun ini ditetapkan pada tanggal 2 Maret 1872 oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda, Nederlands- Indische Spoorweg Maatschappij( NIS) selaku titik akhir jalur kereta api rute Semarang–Solo–Yogyakarta. Pembangunan stasiun ini dilatarbelakangi oleh kebijakan pengangkutan gula dengan memakai moda transportasi kereta api, terlebih pada dekade 1870- an sudah banyak industri gula bermunculan di Yogyakarta, yang kesemuanya dikelola oleh Belanda. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api awal serta tertua di Yogyakarta. Kehadiran stasiun ini ikut andil dalam pembangunan warga Kota Yogyakarta pada masa itu.
Berbeda dengan stasiun kereta api lain di Jawa yang biasanya baru melayani pemberhentian rangkaian ekonomi sesudah kebijakan pemisahan pelayanan stasiun buat penumpang KA ekonomi serta nonekonomi, stasiun ini telah semenjak lama dijadikan selaku stasiun keberangkatan KA ekonomi dari Yogyakarta. Dahulu, kala seluruh KA ekonomi lain masih diberangkatkan dari Stasiun Tugu Yogyakarta, stasiun ini telah jadi stasiun terminus buat perjalanan KA Empu Jaya jurusan Jakarta Pasar Senen( saat ini telah bernama KA Progo) serta KA Argopuro jurusan Banyuwangi( saat ini telah bernama KA Sri Tanjung).
Bangunan dan Lokasi
Bagian dalam lingkungan Stasiun Lempuyangan, sesudah mengenakan papan nama terkini tipe 2017.
Stasiun ini melayani pemberhentian KA ekonomi serta KA lokal/ komuter yang melintasi Yogyakarta. Saat sebelum jalur ganda segmen Yogyakarta–Solo dibangun, stasiun ini mempunyai sebelas jalur kereta api dengan jalur 4 selaku sepur lurus. Dengan selesainya pembangunan jalur ganda tersebut, jalur 3 eksisting stasiun ini sesudah itu dijadikan selaku sepur lurus baru arah Solo. Stasiun ini beserta dengan rel yang membujur dari barat ke timur terletak di Kecamatan Danurejan. Stasiun ini saat ini pula sudah dilengkapi papan penanda arah buat mengarah ruang/ no jalur/ sarana tertentu, penanda arah jalur diikuti jarak tempuhnya, serta layar monitor data keberangkatan ataupun kehadiran kereta api secara realtime yang bentuknya nampak serupa di lapangan terbang.
Ke arah utara dari jalur 5 stasiun ini ada rel yang mengarah Pusat Kegudangan serta Logistik( PKLG/ Gudang Persediaan) Yogyakarta( dahulunya merupakan los bundar NIS) serta Balai Yasa Yogyakarta/ Pengok yang ialah bengkel KA terbesar di Pulau Jawa. Rel antara stasiun ini serta Balai Yasa tersebut merupakan jalan yang lumayan unik sebab menembus perumahan penduduk serta berbaur dengan gang- gang di perumahan itu.
Baca Juga : Hu Whang Tea Teh Rempah Menjaga Kebugaran dan Daya Tahan Tubuh
Stasiun ini terakhir direnovasi total pada tahun 2009 dengan meningkatkan bangunan baru yang terletak di sebelah timur bangunan lama. Setelah itu pada pertengahan tahun 2017 lingkungan stasiun dirombak lagi. Masjid yang ada di barat lingkungan stasiun akhirnya dibuka buat warga umum, sebaliknya musala yang terletak di sebelah timur cuma digunakan buat penumpang yang telah boarding ataupun belum keluar saja. Ekspansi juga dicoba pada tempat parkir di timur stasiun dan pemanjangan atap overkapping stasiun.
Layanan Kereta Api Penumpang di Stasiun Lempuyangan Yogya
Kelas campuran
- Singasari, tujuan Jakarta dan tujuan Blitar (eksekutif-ekonomi AC plus)
- Gaya Baru Malam Selatan, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya (eksekutif-ekonomi AC plus)
- Bogowonto, dari dan tujuan Jakarta (eksekutif-ekonomi AC plus)
- Gajah Wong, dari dan tujuan Jakarta (eksekutif-ekonomi AC plus)
- Joglosemarkerto, KA looping Jawa Tengah dan Yogyakarta kelas eksekutif-ekonomi AC plus dengan tujuan:
- Tegal via Yogyakarta Tugu-Purwokerto bersambung Solo-Yogyakarta Tugu via Semarang-Gundih
- Solo bersambung Semarang
- Solo
- Logawa, tujuan Purwokerto dan tujuan Surabaya bersambung Jember (bisnis-ekonomi AC)
Kelas ekonomi AC plus
Jaka Tingkir, tujuan Jakarta dan tujuan Solo
Kelas ekonomi AC
- Kahuripan, tujuan Bandung dan tujuan Blitar
- Pasundan (reguler dan tambahan), tujuan Bandung dan tujuan Surabaya
- Sri Tanjung, dari dan tujuan Surabaya bersambung Banyuwangi
- Bengawan, tujuan Jakarta dan tujuan Solo
- Progo, dari dan tujuan Jakarta
Lokal/komuter ekonomi
- Prambanan Ekspres (Prameks), tujuan Yogyakarta Tugu-Kutoarjo dan tujuan Solo
Nah silahkan dibaca-baca bagi yang akan bepergian ke yogya dan sekitarnya dengan menggunakan moda kereta api ekonomi plus. Semoga Artikel Bermanfaat.
Artikel Selanjutnya : Kereta Api Gajahwong Kereta Klas Ekonomi Plus Tarif dan Jadwal 2020