Soto Tauto Khas Pekalongan Ibu Julaekha Yang Sesuai Kantong dan Lidah – Perjalanan di pagi hari melewati kota pekalongan menuju Yogyakarta yang melelahkan menyebabkan perut sudah terasa lapar. Padahal jam baru menunjukan pukul 07.00 wib pagi hari. Sambil menjalankan mobil perlahan mencari kira-kira makanan yang enak disantap pagi. Makanan yang cocok disantap pagi hari adalah yang berkuah dan panas atau hangat. Setelah berjalan agak pelan akhirnya menemukan restoran yang cukup besar dengan parkiran yang cukup luas di jalan utama. Restoran Tersebut adalah Soto Pekalongan Ibu Julaekha.
Menu di restoran tersebut beberapa macam dan khas pekalongan. Menu tersebut adalah Garang Asem Balungan, Soto/Tauto, Ayam Goreng, Sop Iga, Ikan Bakar, dan Nasi Megono khas pekalongan.
Baca juga : Obat Herbal Asam Urat Herbathus Nasa Menurunkan Asam Urat Berlebih
Tauto Pekalongan ataupun Soto Pekalongan merupakan santapan khas Pekalongan dari 2 perpaduan kebudayaan kuliner( Tionghoa serta India) yang menyatu serta terjalin di Pekalongan. Tauto berasal dari Caudo( soto kuliner Cina) serta Tauco bumbu India. Kerap orang luar kota Pekalongan menyebutnya dengan Soto Pekalongan.
Sejarah Soto Tauto Khas Pekalongan
Tauto berasal dari nama santapan Cina yang bernama Caudo ialah suatu santapan yang berkuah, yang pertama kali dipopulerkan di daerah Semarang. Lambat laun orang pribumi khususnya Jawa memberikan istilah Soto yang berasal dari Homofon Caudo. Jika di Makasar santapan ini disebut Coto serta di wilayah Pekalongan sendiri, warga menyebutnya Tauto.
Santapan yang tadinya buat warga pecinan ini bersamaan dengan berjalannya waktu, orang pribumi juga menjadikan santapan ini sebagai bagian dari kuliner mereka. Tidak terkecuali warga Pekalongan juga turut menjadikan santapan ini sebagai kuliner mereka, tidak cukup dengan menikmatinya saja warga Pekalongan rupanya membiasakan olahan Caudo ini dengan bumbu- bumbu spesial supaya cocok dengan lidah mereka.
Awal mulanya orang- orang Jawa pada saat itu yang jadi para pembantu untuk penjual Caudo/ Soto yang turut keliling memikul dagangan. Bersamaan berkembangnya zaman, karena tidak terdapat generasi generasi Tionghoa yang ingin meneruskan usaha ini. Akhirnya masyarakat pribumi itulah berinisiatif buat meneruskan usaha kuliner yang khas ini.
Kekhasan Tauto yang diracik masyarakat pribumi Pekalongan yakni dengan memakai mie putih ataupun soun. Setelah itu ditambah bumbu sambal goreng( tauco) yang berbahan dasar kedelai dan memakai bahan daging kerbau bukan daging sapi.
Setelah selesai makan dan membayar ternyata harga masih terjangkau. Saya makan pake menu Nasi, Soto Tauto Pekalongan, Teh Manis panas ternyata hanya habis Rp 23.000,-. Setelah itu saya langsung melanjutkan perjalanan menuju yogyakarta.