Menapak Kilas Balik Jejak Sejarah Monumen Puputan Klungkung Bali – Melanjutkan wisata sekitar klungkung, tidak boleh kita lewatkan untuk mampir ke Monumen bersejarah Puputan Klungkung.
Daerah Klungkung tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia melawan penjajah. Monumen Sejarah Puputan Klungkung ini berdiri untuk mengingat akan perjuangan rakyat klungkung pada masa itu.
Puputan Klungkung adalah sebuah taman kota yang dilengkapi dengan monumen tugu prasasti sejarah Puputan Klungkung dan terletak di jantung Kota Semarapura – Kabupaten Klungkung. Monumen ini adalah symbol dari perjuangan rakyat kerajaan Klungkung dalam melawan bangsa penjajah yang mencoba menguasai wilayah mereka.
Monumen Puputan Klungkung berada di tengah kota Semarapura atau tepatnya di jalan Untung Surapati – Klungkung. Lokasi ini merupakan posisi yang sangat strategis karena terletak tepat di tengah keramaian kota, pusat pertokoan di Kabupaten Klungkung, pasar tradisional, kantor pemerintahan Klungkung dan terletak berdampingan dengan objek wisata yang berupa bangunan dengan arsitektur kuno peninggalan sejarah, Kertha Gosa.
Monumen Puputan Klungkung merupakan tugu peringatan hari bersejarah Puputan Klungkung yang dulu terjadi pada hari Selasa Umanis 28 April 1908. Di sekitar areal monumen inilah dahulu terjadi perlawanan habis-habisan hingga tetes darah terakhir (puput) sehingga disebut sebagai perang puputan melawan penjajah Belanda.
Di dalam monumen ini, terdapat ornamen-ornamen yang berisi ragam cerita kehidupan zaman Kerajaan Klungkung. Mulai dari kehidupan sosial ekonomi rakyatnya, perkembangan seni budaya, hingga kerajaan ini memilih berperang dan akhirnya harus menyerah kepada Belanda.
Sejarah Monumen Puputan Klungkung
Monumen ini sebagai ilustrasi peristiwa penting perjalanan sejarah perjuangan rakyat Bali dalam menegakkan harga diri manusia dan kedaulatan tanah Bali. Pada peristiwa perang antara Kerajaan Klungkung dan Belanda, ditutup dengan klimaks nan tragis. Tragisnya adalah kematian raja, kerabat, dan sebagian rakyatnya yang dikenal dengan Puputan Klungkung. Cerita-cerita itu tertata rapi di dinding dalam monumen, lengkap dengan ilustrasi patung-patung kecil bagaimana peristiwa itu terjadi.
Bentuk Monumen dan Tarif Masuk
Monumen Puputan Klungkung nampak menjulang tinggi di tengah-tengah keramaian pusat kota Semarapura. Monumen ini memiliki tinggi sekitar 28 meter dan berdiri di areal tanah dengan luas sekitar 128 m2. Bentuk dari monumen ini umumnya sama seperti monumen-monumen peringatan di Bali dan mencirikan karya seni arsitektur Bali, yaitu terdiri dari lingga dan yoni. Pada bagian bawah lingga terdapat sebuah ruangan berpetak yang dilengkapi dengan pintu masuk bergapura sebanyak 4 buah yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pintu tersebut terletak di sebelah utara, timur, selatan dan barat dari bangunan lingga di bagian bawah. Di tengah-tengah antara ruangan berpetak dengan lingga terdapat bangunan kubah bersegi delapan yang alasnya dihiasi dengan kembang teratai sebanyak 19 buah. Dan secara keseluruhan angka-angka pada monumen ini akan mencerminkan pada tanggal bersejarah bagi masyarakat Klungkung 28-4-1908. Di sekitar monumen dilengkapi dengan bale bengong di setiap sudut halamannya.
Tarif masuk ke area monumen ini GRATIS dan tanpa ada yang menjaga di monumen .
Lokasi
Monumen Puputan Klungkung berada di lajur lalu lintas utama Kota Semarapura, Kabupaten Klungkung, Pulau Bali – Indonesia. Lokasinya sendiri cukup strategis dan mudah dijangkau dari Kota Denpasar atau objek-objek wisata yang lainnya seperti Candi Dasa, objek wisata Kertha Gosa, Museum Semarajaya dan lainnya.
Peta Lokasi :
Video Sejarah di Monumen Klungkung
Demikianlah sekilas persinggahan saya ke Monumen Puputan Klungkung semoga dapat menambah alternatif tujuan wisata yang tidak perlu mengurangi kocek anda.